Persyaratan pengajuan kredit /
pinjaman di bank tidaklah serumit yang diperkirakan orang. Bahkan syaratnya
sebetulnya cukup mudah. Bagi Bank hal ini dilakukan untuk mengetahui lebih jauh
tentang data-data calon debiturnya sekaligus untuk mendapatkan informasi
tentang karakter calon debitur, dana yang dimiliki saat ini, pengaruh kondisi
ekonomi saat ini terhadap penghasilan debitur, jaminan yang diajukan, dan masih
banyak lagi.
Dalam memberikan pinjaman kepada debiturnya tentu bank akan melaksanakan prinsip kehatian-hatian. Hal ini memang disyaratkan oleh undang*undang yang mengatur mengenai perbankan di Indonesia, bahkan di seluruh dunia.
Perlu diketahui bahwa setiap sen dana yang disalurkan ke masyarakat oleh bank adalah milik masyarakat juga, tentunya bank akan mengembalikannya kepada nasabah setiap saat berikut bunganya. Karena itu bank selalu melakukan analisa kredit untuk menilai kelayakan calon debiturnya.
Pada umumnya, bank membagi debiturnya ke dalam dua golongan besar,yaitu debitur perorangan dan debitur perusahaan (sekali lagi, debitur adalah pihak yang meminjam uang dari bank). Berikut ini adalah persyaratan yang diminta bank sesuai golongan debiturnya.
DEBITUR PERORANGAN
Dalam memberikan pinjaman kepada debiturnya tentu bank akan melaksanakan prinsip kehatian-hatian. Hal ini memang disyaratkan oleh undang*undang yang mengatur mengenai perbankan di Indonesia, bahkan di seluruh dunia.
Perlu diketahui bahwa setiap sen dana yang disalurkan ke masyarakat oleh bank adalah milik masyarakat juga, tentunya bank akan mengembalikannya kepada nasabah setiap saat berikut bunganya. Karena itu bank selalu melakukan analisa kredit untuk menilai kelayakan calon debiturnya.
Pada umumnya, bank membagi debiturnya ke dalam dua golongan besar,yaitu debitur perorangan dan debitur perusahaan (sekali lagi, debitur adalah pihak yang meminjam uang dari bank). Berikut ini adalah persyaratan yang diminta bank sesuai golongan debiturnya.
DEBITUR PERORANGAN
Debitur perorangan terdiri dari
berbagai macam latar belakang profesi. Bisa dokter, artis, pegawai negeri,
perancang busana, arsitek, karyawan swasta, pedagang, dan lain sebagainya.
Tiap-tiap profesi mempunyai ciri khasnya sendiri yang oleh bank dibedakan lagi
menjadi tiga golongan, yaitu wirausahawan, karyawan, dan profesional.
Persyaratan yang diminta untuk masing * masing debitur perorangan tersebut pada umumnya adalah :
Persyaratan yang diminta untuk masing * masing debitur perorangan tersebut pada umumnya adalah :
·
Kopi identitas diri
(KTP , SIM, atau paspor)
·
Kopi akte nikah (bagi
yang sudah menikah), Bank akan meminta salinan akte nikah bagi debitur yang
sudah menikah adalah untuk mengetahui apakah harta yang dijaminkan merupakan
harta bersama suami-istri (harta gono-gini) atau bukan, sehingga baik istri
atau suami debitur dapat dimintai persetujuannya dan turut bertanggung jawab
terhadap harta yang dijaminkan ke bank berikut sejumlah hutangnya.Jika calon
debitur memiliki Perjanjian Pisah Harta, yaitu perjanjian notariil antara
suami-isteri yang isinya adalah harta yang diperoleh selama perkawinan merupakan
harta masing-masing pribadi, maka Bank juga akan meminta foto kopi
perjanjiannya
·
Kopi kartu
keluarga.Sama seperti nomor 2 di atas dan juga untuk mengetahui apakah calon
debitur juga menanggung biaya hidup oang lain selain dirinya sendiri.
·
Kopi rekekening
koran/rekening giro atau buku tabungan di bank manapun antara 3 bulan
terakhir.Data ini diperlukan Bank untuk melakukan analisa keuangan calon
debiturnya, sehingga dapat diukur seberapa besar penghasilan debitur yang dapat
disisihkan untuk membayar angsuran pinjaman tiap bulannya.
·
Kopi slip gaji atau
surat keterangan penghasilan dari perusahaan tempat bekerja calon debitur.
Syarat ini hanya diberlakukan untuk calon debitur yang
bekerja di suatu perusahaan, pemerintah maupun swasta. Tujuannya untuk memastikan
bahwa calon debitur memang bekerja di situ dan memiliki penghasilan tetap
setiap bulannya.
DEBITUR BADAN USAHA/PERUSAHAAN
Debitur yang berbentuk perusahaan
meliputi bentuk badan usaha seperti CV, PT, firma, dan lain-lain. Persyaratan
yang diminta antara lain:
·
Kopi identitas diri
dari para pengurus perusahaan (direktur & komisaris)
·
Kopi NPWP (Nomor Pokok
wajib pajak)
·
Kopi SIUP (Surat Ijin
Usaha Perdagangan )
·
Kopi Akte Pendirian
dan Anggaran Dasar Perusahaan beserta perubahannya dari Notaris
·
Kopi TDP (Tanda Daftar
Perusahaan) Dokumen di atas akan digunakan oleh bank untuk memeriksa keabsahan
/ legalitas antara apa yang tercantum di akte pendirian dengan bidang usahanya,
segala surat perizinannya dan kewajiban pajaknya terhadap negara.
·
Kopi rekening
koran/giro atau buku tabungan di bank manapun selama 3 bulan terakhir.
·
Data keuangan lainnya,
seperti neraca keuangan, laporan rugi laba, catatan penjualan & pembelian
harian, dan data pembukuan lainnya.
Dua dokumen ini digunakan Bank untuk melakukan berbagai
analisa keuangan terhadap calon debiturnya. Kesanggupan debitur dalam membayar
kembali hutangnya akan dianalisa dari berbagai sisi, seperti: kesanggupan dalam
membayar kembali hutang jangka pendeknya, kemampuan dan efektivitas manajemen
dalam mengelola sumber*sumber yang dimilikinya, kemampuan dalam mencetak laba,
dan sebagainya.
JAMINAN
Saat mengajukan kredit ke bank ,
biasanya (tetapi tidak selalu) bank akan meminta agunan / jaminan sehingga
apabila Anda tidak mampu mengembalikan pinjaman tersebut, maka bank akan
menyita harta yang Anda jaminkan. Biasanya nilai jaminan harus lebih besar atau
minimal sama dengan nilai uang yang Anda pinjam.
Jaminan yang diminta oleh Bank untuk Kredit Pemilikan Rumah biasanya adalah rumah yang akan dibeli. Pada Kredit Pemilikan Mobil, maka mobil yang akan dibeli itulah yang biasa dijadikan jaminannya.
Sedangkan untuk Kredit Modal Kerja / Usaha dan Kredit Multi Guna, jaminan yang diminta biasanya lebih bervariasi seperti tanah, rumah tinggal, ruko, apartemen, kendaraan, pabrik, mesin-mesin dan lain -lain.
Selanjutnya jaminan tersebut akan dinilai oleh pihak bank mengenai kelayakan, nilai dan marketabilitynya. Hasil penilaian ini adalah nilai pasar wajar dimana biasanya bank akan memberikan pinjaman sekitar 70% - 80% dari nilai pasar wajar jaminan. Petugas penilai bisa karyawan bank itu sendiri namun bisa juga petugas penilai independen yang diorder oleh bank.
Nah, jika Anda sudah mengetahui persyaratan yang diperlukan untuk pengajuan kredit di bank, maka sekarang tinggal Anda yang harus mempertimbangkan masak-masak megenai perlu tidaknya mengambil kredit di bank.
Jaminan yang diminta oleh Bank untuk Kredit Pemilikan Rumah biasanya adalah rumah yang akan dibeli. Pada Kredit Pemilikan Mobil, maka mobil yang akan dibeli itulah yang biasa dijadikan jaminannya.
Sedangkan untuk Kredit Modal Kerja / Usaha dan Kredit Multi Guna, jaminan yang diminta biasanya lebih bervariasi seperti tanah, rumah tinggal, ruko, apartemen, kendaraan, pabrik, mesin-mesin dan lain -lain.
Selanjutnya jaminan tersebut akan dinilai oleh pihak bank mengenai kelayakan, nilai dan marketabilitynya. Hasil penilaian ini adalah nilai pasar wajar dimana biasanya bank akan memberikan pinjaman sekitar 70% - 80% dari nilai pasar wajar jaminan. Petugas penilai bisa karyawan bank itu sendiri namun bisa juga petugas penilai independen yang diorder oleh bank.
Nah, jika Anda sudah mengetahui persyaratan yang diperlukan untuk pengajuan kredit di bank, maka sekarang tinggal Anda yang harus mempertimbangkan masak-masak megenai perlu tidaknya mengambil kredit di bank.